Saturday, December 9, 2017

Definisi dan Contoh Metode Pencarian Buta & Heuristik


1. Metode Pencarian Buta (Blind Search)
Istilah buta atau blind pada Metode Pencarian Buta (Blind Search) digunakan karena memang tidak ada informasi awal yang digunakan dalam proses pencariannya. Terdapat dua metode dalam Pencarian Buta atau Blind Serch :

a. Breadth-First Search (BFS)
Melakukan proses searching (pencarian) pada semua node yang berada pada level atau hirarki yang sama terlebih dahulu sebelum melanjutkan proses searching pada node di level berikutnya.

Algoritma :
  • Masukkan simpul root ke dalam antrian
  • Periksa antrian terdepan apakah memiliki anak simpul
  • Jika ya, masukan semua anak simpul ke dalam antrian
  • Hapus antrian terdepan
  • Jika antrian kosong berhenti, tapi jika tidak kembali ke langkah dua

Contoh: 

  • E sebagai Goalnya
  • Node yang dilewati adalah ABCDE

b. Deapth-First Search (DFS)
Melakukan proses searching (pencarian) sistematis blind (buta) yang melakukan ekpansi sebuah path (jalur) menuju penyelesaian masalah sebelum melakukan ekplorasi terhadap path yang lain. Proses searching mengikuti sebuah path tunggal sampai menemukan goal atau dead-end. Apabila proses searching menemukan dead-end, DFS akan melakukan penelusuran balik ke node terakhir untuk melihat apakah node tersebut memiliki path cabang yang belum dieksplorasi.

Algoritma :
  • Masukkan simpul root ke dalam tumpukan dengan push
  • Ambil dan simpan isi elemen (berupa simpul pohon) dari tumpukan teratas
  • Hapus isi stack teratas dengan prosedur pop
  • Periksa apakah simpul pohon yang disimpan tadi memiliki anak simpul
  • Jika ya, push semua anak simpul yang dibangkitkan ke dalam stack
  • Jika tumpukan kosong berhenti, tapi jika tidak kembali ke langkah dua

Contoh : 
  • F sebagai dead-end atau goalnya 
  • Node yang dilewati adalah ABDBEBACF
2. Metode Pencarian Heuristik (Heuristic Search)
Heuristik adalah sebuah teknik yang mengembangkan efisiensi dalam proses pencarian, namum dengan kemungkinan mengorbankan completeness (kelengkapan). Fungsi heuristik digunakan untuk mengevaluasi keadaan-keadaan problema individual dan menentukan seberapa jauh hal tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan solusi yang diinginkan.

a. Generate and Test
Metode ini merupakan penggabungan antara Depth-First Search (DFS) dengan Backtracking (Pelacakan Mundur), yaitu bergerak kebelakang menuju pada suatu keadaan awal.

Algoritma :
  • Bangkitkan suatu kemungkinan solusi (membangkitkan suatu tititk tertentu atau lintasan tertentu dari keadaan awal).
  • Uji untuk melihat apakah node tersebut benarbenar merupakan solusinya dengan cara membandingkan node terebut atau node akhir dari suatu lintasan yang dipilih dengan kumpulan tujuan yang diharapkan.
  • Jika solusi ditemukan, keluar. Jika tidak, ulangi kembali langkah pertama.

Contoh : “Travelling Salesman Problem (TSP)”
  • Seorang salesman ingin mengunjungi n kota. Jarak antara tiap-tiap kota sudah diketahui. Kita ingin mengetahui ruter terpendek dimana setaip kota hanya boleh dikkunjungi tepat 1 kali. Misalkan ada 4 kota dengan jarak antara tiap-tiap kota seperti berikut ini :
Penyelesaian dengan metode Generate and Test

Alur pencarian dengan Generate and Test

b. Hill Climbing 
Metode ini hampir sama dengan metode generate and test, hanya saja proses pengujian dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristic. Pembangkitan keadaan berikutnya tergantung pada feedback dari prosedur pengetesan. Tes yang berupa fungsi heuristic ini akan menunjukkan seberapa baiknya nilai terkaan yang diambil terhadap keadaan-keadaan lainnyayang mungkin.

Algoritma :
  • Cari operator yang belum pernah digunakan, gunakan operator tersebut untuk mendapatkan keadaan yang baru.
  • Kerjakan langkah-langkah berikut sampai solusinya ditemukan atau sampai tidak ada operator baru yang akan diaplikasikan pada keadaan sekarang :
  • Carioperator yang belum digunakan, gunakan operator tersebut untuk mendapatkan keadaan yang baru.
  • Evaluasi keadaan baru tersebut :
    • Jika keadaan baru merupakan tujuan, keluar.
    • Jika bukan tujuan, namun nilainya lebih baik daripada keadaan sekarang, maka jadikan keadaan baru tersebut menjadi keadaan sekarang.
    • Jika keadaan baru tidak lebih baik daripada keadaan sekarang, maka lanjutkan iterasi.
  • Pada simple hill climbing, ada 3 masalah yang mungkin :
    • Algoritma akan berhenti kalau mencapai nilai optimum local.
    • Urutan penggunaan operator akan sangat berpengaruh pada penemuan solusi.
    • Tidak diijinkan untuk melihat satupun langkah sebelumnya.

Contoh : "TSP dengan Simple Hill Climbing"
  • Disini ruang keadaan berisi semua kemungkinan lintasan yang mungkin. Operator digunakan untuk menukar posisi kota-kota yang bersebelahan. Apabila ada n kota, dan kita ingin mencari kombinasi lintasan dengan menukar posisi urutan 2 kota, maka kita akan mendapatkan sebanyak (n! / 2! (n-2)!) atau sebanyak 6 kombinasi.
  • Fungsi heuristic yang digunakan adalah panjang lintasan yang terjadi.

Sumber & Refrensi : 

2017
Pengantar Teknologi Sistem Cerdas (PTSC) Tugas 4

3KA23

Copyright © 2017 [Syarif Segaf] 16115768

Sunday, October 29, 2017

Program Menggambar Garis Vertikal, Horizontal dan Diagonal Menggunakan Java NetBeans serta Dengan Library OpenGL

Untuk melengkapi tugas kampus untuk mata kuliah Grafik Komputer dan Pengolahan Citra saya membuat post ini, dan dengan demikian tugas yang saya kerjakan telah saya kerjakan dengan ketentuan yang sudah di tentukan. Dan mungkin masih banyak kekurangan didalam Script Program maupun penjelasannya, dengan waktu yang cukup singkat dalam memahami library OpenGL dan ketebatasan fasilitas dan lain-lain. Untuk program ini dibentuk dalam satu project yang terdiri dari  4 bagian yaitu Main Menu, Vertical, Horizontal dan Diagonal.

Berikut ini saya lampirkan file dalam bentuk .pdf extantion dapat di download disini dan dilihat disini(klik jika muncul underline)

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya 

2017
Grafik Komputer dan Pengolahan Citra (GKPC)

3KA23

Copyright © 2017 [Syarif Segaf] 16115768

Friday, October 20, 2017

Intelligent Agents Part 2 (Definisi PEAS)

1. Definisi PEAS
PEAS (Performance Measure, Environment, Actuators, Sensors)
PEAS adalah singkatan dari Performance Measure, Environment, Actuators dan Sensors yang didefinisikan sebagai berikut : 
  • P (Performance Measure) : Komponen keberhasilan dari Agent
  • E (Environment) : Kodisi sekitar Agent
  • A (Actuators) : Segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh Agent
  • S (Sensors) : Segala sesuatu yang menjadi input dari Agent
2. Contoh PEAS
  • Agent : Sistem Diagnosis Medis.
    • Performance Measure : Kesembuhan pasien, biaya minim.
    • Environment : Pasien, pegawai rumah sakit, rumah sakit.
    • Actuators : Layar monitor (pertanyaan, test, perawatan, rujukan).
    • Sensors : Keyboard (gejala, temuan, pertanyaan pasien).
  • Agent : Part-picking Robot.
    • Performance Measure : persentase komponen pada tempat penampungan yang sesuai.
    • Environment : Bagian-bagian mesin, wadah penampungan.
    • Actuators : Gabungan tangan dan lengan (Robot).
    • Sensors : Kamera, angle sensor.
  • Agent : Interactive English Tutor.
    • Performance Measure : Nilai maksimal ujian siswa.
    • Environment : Siswa-siswa.
    • Actuators : Monitor (latihan, soal-soal, koreksi).
    • Sensors : Keyboard.
  • Agent : Supir Taxi
    • Performance Measure : Aman, cepat, legal, perjalanan yang nyaman, pendapatan maksimal.
    • Environment : Jalan, rambu-rambu lalu lintas, penumpang. 
    • Actuators : Roda, Pedal Gas, Pedal Rem, Klakson.
    • Sensors : Kamera, speedometer, GPS, sensor mesin, keyboard.
Sumber & Refrensi : 

2017
Pengantar Teknologi Sistem Cerdas (PTSC) Tugas 3

3KA23

Copyright © 2017 [Syarif Segaf] 16115768

Wednesday, October 18, 2017

Intelligent Agents Part 1 (Definisi, Konsep serta Contoh Agents)

1. Definisi Agent
Intelligent Agents
Agents adalah segala sesuatu yang dapat melihat/ mengartikan/ mengetahui (perceiving) linkungannya melalui alat sensor (sensors) dan bertindak (acting) melalui alat aktuator (actuators).
• Manusia sebagai agent : mata, telinga dan organ lainnya sebagai sensors; tangan, kaki, mulut dan bagian tubuh lainnya sebagai actuators
• Robot sebagai agent : kamera dan pejejak infra merah sebagai sensors; berbagai motor pengerak sebagai actuators
• Software sebagai agent : tekanan pada keyboard, isi file dan paket-paket pada jaringan sebagai masukan sensors; tampilan pada layar, penulisan file dan pengiriman paket jaringan sebagai keluaran actuators
• Fungsi agent (f) adalah pemetaan dari urutan persepsi (percept) menjadi tindakan (actions) [f: P* -> A]
• Program agent berjalan pada arsitektur fisik untuk menghasilkan fungsi agent (f) agent = architecture + program.

Dalam kecerdasan buatan, intelligent agent (IA) adalah sebuah entitas otonom yang mengamati dan bertindak atas lingkungan (yaitu membutuhkan agen) dan mengarahkan aktivitasnya untuk mencapai tujuan  yaitu rasional. Intelligent agen juga dapat belajar atau menggunakan pengetahuan untuk mencapai tujuan mereka. Russell & Norvig (2003) mengartikan Rational Agent  yang mengerjakan segala sesuatu hal dengan benar. Agen Intelligent menurut Nikola Kasabov adalah bahwa Agent harus menunjukkan karakteristik berikut :
  • Mengakomodasi pemecahan masalah baru aturan bertahap
  • Beradaptasi online dan real time
  • Mampu menganalisis sendiri dalam hal perilaku, kesalahan dan kesuksesan.
  • Belajar dan meningkatkan melalui interaksi dengan lingkungan (perwujudan)
  • Belajar dengan cepat dari sejumlah besar data
  • Memiliki penyimpanan memori berbasis contoh dan kapasitas pengambilan
  • Memiliki parameter untuk mewakili umur pendek dan jangka panjang memori.
2. Konsep Agent

Konsep Rational Agent adalah agent yang melakukan sesuatu yang benar
  • Setiap actions diselesaikan/dikerjakan dengan benar
Apakah sesuatu yang benar?
  • Agent yang paling sukses/ berhasil
  • Mengukur kesuksesan/ keberhasilan?
Pengukur kemampuan haruslah objektif (contoh : Vacuum cleaner world)
  • Jumlah debu yang dapat dibersihkan pada waktu tertentu
  • Seberapa bersih lantai
  • Besarnya konsumsi listrik
  • Besarnya noise yang dihasilkan
Rasional tergantung pada 4 hal :
  • Kemampuan yang terukur.
  • Pengetahuan lingkungan sebelumnya/ terdahulu.
  • Tindakan.
  • Urutan persepsi (sensors).
Def: Untuk setiap urutan persepsi yang mungkin, rational agent harus memilih tindakan yang diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan dengan memberikan bukti yang dihasilkan dari urutan persepsi dan pengetahuan yang dimiliki oleh agent.

Rationalitas ≠ kemahatahuan (omniscience)
  • Omniscient Agent adalah agent mengetahui akibat yang terjadi dari suatu tindakan.
Agent dapat bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk memodifikasi persepsi akan datang dengan mendapatkan informasi yang berguna (pengumpulan informasi dan eksplorasi)
Agent dikatakan autonomous, jika perilakunya ditentukan oleh pengalamannya sendiri (dengan kemampuan untuk belajar dan beradaptasi)

3. Contoh Agent
  • Sistem Diagnosis Medis
  • Part-picking Robot
  • Interactive English Tutor
  • Supir Taxi
Sumber & Refrensi : 

2017
Pengantar Teknologi Sistem Cerdas (PTSC) Tugas 2

3KA23

Copyright © 2017 [Syarif Segaf] 16115768

Monday, September 25, 2017

Artificial Intelligence (AI)

1. Sejarah Artificial Intelligence
Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)
Pada awal abad 17, Rene Descrates mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis yang pertama pada tahun 1642.

Pada abad 19, Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram. Betrand Rusell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica yang merombak logika formal.

Tahun 1943, Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan “Kalkulus Logis Gagasan yang tetap dalam Aktivitas” yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf.

Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam Artificial Intelligence. Pada tahun 1951, program Artificial Intelligence pertama yang bekerja untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University Manchester (UK) : sebuah permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz.

Pada tahun 1956, John McCarthy membuat istilah “kecerdasan buatan” pada konferensi pertama. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan “Turing Test” sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan tes perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemontsrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, yakni sebuah program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali di bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis, yang biasa juga disebut dengan sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan yang rintang dan kusut secara mandiri.

Pada tahun 1980-an, jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan balik, yang pertama kali dijelaskan oleh Paul John Werbos pada tahun 1974. Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus DEEP BLUE, yaitu sebuah komputer permainan catur, mengalahkan Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun 1997. DARPA menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapa metode AI untuk unit penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah mengganti seluruh investasi dalam penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS.

2. Definisi Artificial Intelligence

Artificial Intelligence adalah sebuah rancangan program yang memungkinkan komputer melakukan suatu tugas atau mengambil keputusan dengan meniru cara berpikir dan penalaran manusia. Artificial Intelligence yaitu, ilmu tentang pembuatan mesin yang bekerja untuk memecahkan masalah dan melakukan pekerjaan yang sulit seperti otak manusia dalam melakukan hal itu sendiri.

Artificial Intelligence atau yang disebut dengan kecerdasan buatan ini, merupakan cabang dari ilmu komputer yang berpusat pada pengautomatisasi tingkah laku cerdas. Pengertian lain menyebutkan bahwa Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Artificial Intelligence juga merupakan sub bidang pengetahuan komputer yang ditujukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia.

Artificial Intelligence dapat pula diartikan sebagai rekayasa kecerdasan yang didasarkan pada kecerdasan manusia. Sesuai dengan kecerdasan manusia, kecerdasan buatan dicirikan dengan adanya kemampuan untuk bernalar (reasoning) dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman di lingkungan (learning).

Definisi menurut para ahli :
  • John McCarthy [1956] : "Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) ialah Memodelkan proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar menirukan perilaku manusia".
  • H. A. Simon [1987] : “Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) ialah sebuah tempat sebuah penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah- cerdas”.
  • Rich and Knight [1991] : “Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) ialah sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia”.
  • Encyclopedia Britannica : “Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) ialah cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan”.
3. Contoh Artificial Intelligence
Sistem Pakar (Expert System)
Sisten Pakar (Expert System) adalah bidang ilmu yang mempelajari bagaimana membangun sistem atau komputer yang memiliki keahlian untuk memecahkan masalah dan menggunakan penalaran dengan meniru atau mengadopsi keahlian yang dimiliki oleh pakar. Dengan sistem ini, permasalahan yang seharusnya hanya bisa diselesaikan oleh para pakar/ahli, dapat diselesaikan oleh orang biasa/awam. Sedangkan, untuk para ahli, sistem pakar juga akan membantu aktivitas mereka sebagai asisten yang seolah-olah sudah mempunyai banyak pengalaman. Menurut Turban,  Sistem Pakar dapat ditampilkan dengan dua lingkungan, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi (runtime). Lingkungan pengembangan digunakan oleh ES builder untuk membangun komponen dan memasukkan pengetahuan ke dalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh user nonpakar untuk memperoleh pengetahuan dan nasihat pakar. Lingkungan ini dapat dipisahkan setelah sistem lengkap.


Sumber & Refrensi :

Saturday, June 17, 2017

Service-Level Agreement (SLA) & Oprational-Level Agreement (OLA)

1. Service-Level Agreement (SLA)

Service-Level Agreement ( SLA ) atau diterjemahkan "Perjanjian Tingkat Layanan" adalah bagian resmi yang berlaku antara penyedia layanan dan klien. Aspek khusus dari kualitas layanan, ketersediaan dan tanggung jawab disepakati antara penyedia layanan dan pengguna layanan. Komponen SLA yang paling umum adalah layanan harus diberikan kepada pelanggan sebagaimana disepakati dalam kontrak. Sebagai contoh, penyedia layanan Internet dan telkom biasanya menyertakan perjanjian tingkat layanan sesuai persyaratan kontrak mereka dengan pelanggan untuk menentukan tingkat layanan yang dijual dalam bahasa sederhana. Dalam kasus ini, SLA biasanya memiliki definisi teknis dalam waktu rata-rata antara kegagalan "mean time between failures" (MTBF), waktu rata-rata untuk memperbaiki atau berarti waktu untuk pemulihan "mean time to repair atau mean time to recovery "(MTTR); Mengidentifikasi pihak mana yang bertanggung jawab untuk melaporkan kesalahan atau membayar biaya; Tanggung jawab untuk berbagai tingkat data; Throughput ; Jitter ; Atau detail terukur serupa.

SLA yang didefinisikan dengan baik dan khas akan berisi komponen berikut:
  • Jenis layanan yang akan disediakan : Ini menentukan jenis layanan dan rincian tambahan jenis layanan yang akan disediakan. Dalam kasus konektivitas jaringan IP, jenis layanan akan menjelaskan fungsi seperti pengoperasian dan pemeliharaan peralatan jaringan, bandwidth koneksi yang akan disediakan, dll.
  • Tingkat kinerja yang diinginkan oleh layanan, terutama keandalan dan daya tanggapnya : Layanan yang andal akan menjadi gangguan yang mengalami gangguan minimal dalam jumlah waktu tertentu dan tersedia hampir setiap saat. Layanan dengan responsif yang baik akan melakukan tindakan yang diinginkan segera setelah permintaan pelanggan untuk itu.
  • Proses pemantauan dan pelaporan tingkat layanan : Komponen ini menjelaskan bagaimana tingkat kinerja diawasi dan dipantau. Proses ini melibatkan pengumpulan berbagai jenis statistik, seberapa sering statistik ini akan dikumpulkan dan bagaimana statistik ini akan diakses oleh pelanggan.
  • Langkah-langkah untuk melaporkan masalah dengan layanan ini : Komponen ini akan menentukan rincian kontak untuk melaporkan masalahnya dan urutan rincian masalah harus dilaporkan. Kontrak juga akan mencakup rentang waktu di mana masalah akan ditinjau dan juga sampai kapan masalahnya akan diselesaikan.
  • Jangka waktu resolusi dan resolusi isu : Waktu pengambilan keputusan adalah jangka waktu dimana penyedia layanan akan memulai penyelidikan atas masalah ini. Kerangka waktu resolusi masalah adalah periode waktu dimana masalah layanan saat ini akan diselesaikan dan diperbaiki.
  • Dampak bagi penyedia layanan tidak memenuhi komitmennya : Jika penyedia tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam SLA maka penyedia layanan harus menghadapi konsekuensi yang sama. Konsekuensi ini mungkin termasuk hak pelanggan untuk mengakhiri kontrak atau meminta pengembalian uang atas kerugian yang ditimbulkan oleh pelanggan karena kegagalan layanan.
2. Oprational-Level Agreement (OLA)

Oprational-Level Agreement ( OLA ) atau diterjemahkan "Perjanjian Tingkat Oprasional" adalah hubungan yang saling tergantung dalam mendukung perjanjian tingkat layanan (SLA). Kesepakatan tersebut menggambarkan tanggung jawab masing-masing kelompok pendukung internal terhadap kelompok pendukung lainnya, termasuk proses dan kerangka waktu untuk penyampaian layanan mereka. Tujuan OLA adalah untuk menyajikan deskripsi dukungan internal yang jelas, ringkas dan terukur dari hubungan dukungan internal penyedia layanan.

OLA kadang diperluas ke frase lain tapi semuanya memiliki arti yang sama:
  • Kesepakatan tingkat organisasi (organisational-level agreement)
  • Perjanjian tingkat operasi (operating-level agreement)
  • Perjanjian tingkat operasi (operations-level agreement)
Jika kita kenal SLA (Service Level Agreement) sebagai bentuk perjanjian layanan dari suatu IT provider kepada pelanggan, didalam perusahaan kita juga akan kenal OLA (Operational Level Agreement) yang merupakan perjanjian layanan dari suatu divisi TI kepada pelanggan/pengguna internal. Divisi TI bisa memberikan layanan secara professional, efeknya mereka juga bisa merupakan bagian dari bisnis itu sendiri. TI harus bisa menjadi enabler (pemampu) bukan hanya sebagai tool (alat bantu) dalam suatu bisnis.

3. Contoh Kasus

"Menentukan target tingkat layanan TI DPTSI ke dalam 
SLA berdasarkan aspek kebutuhan layanan"

  • Penggalian dan pengkategorisasian Layanan TI 
Layanan yang dikelola oleh DPTSI belum pernah didokumentasikan sehingga diperoleh melalui wawancara kepada setiap penanggung jawab layanan dan menghasilkan daftar layanan yang pernah diberikan berdasarkan pengalaman pelaporan pengguna. Kategorisasi layanan mulanya dikelompokkan menjadi layanan email, internet /jaringan, software lisensi, pengembangan sistem, domain dan hosting, pemutakhiran data dan SIM. Kemudian dilakukan pengkategorisasian berdasarkan aset layanan yakni Infrastruktur TI (di dalamnya termasuk layanan internet / jaringan), Informasi (di dalamnya termasuk layanan pemutakhiran data) dan aplikasi (di dalamnya termasuk layanan email, software lisensi, pengembangan sistem, domain dan hosting dan SIM).
  • Penentuan aspek kebutuhan layanan 
Penentuan terhadap aspek kebutuhan layanan pada penelitian melibatkan analisis sumber waktu terbaik serta penggunaan rentang waktu.
- Penentuan sumber waktu sebagai aspek kebutuhan layanan
Terdapat aspek kebutuhan layanan yang ditentukan berdasarkan hasil wawancara dan hasil analisis log insiden. Penentuan sumber mana yang digunakan (hasil wawancara atau log insiden) ditentukan berdasarkan nilai waktu mana yang merupakan nilai terbaik di antara ketiga pilihan waktu, yakni waktu minimum pada log insiden, waktu rata-rata pada log insiden dan waktu hasil wawancara. Tidak dapat diterapkan untuk semua layanan disamakan menggunakan waktu paling cepat di antara masing-masing pilihan tersebut. Hal itu disebabkan karena ketika waktu paling cepat merupakan waktu hasil wawancara, bisa saja waktu tersebut hanya berupa tingkat confidence narasumber saat diwawancara padahal bukti realisasi pada log insiden tidak secepat itu. Begitu pula ketika waktu paling cepat merupakan waktu minimum pada log insiden, bisa saja itu merupakan special case di mana sedang tidak ada antrian layanan lain atau penyelesaian relatif lebih mudah dari biasanya. Sehingga, dilakukan analisis penentuan waktu mana yang tepat dari ketiga sumber dengan mempertimbangkan kondisi dan hambatan penyediaan setiap layanan.
- Penggunaan rentang waktu pada aspek kebutuhan layanan
Aspek kebutuhan layanan dibuat dalam bentuk lima rentang waktu maksimum (1 jam, 4 jam, 8 jam dan setelah 8 jam dibuat kelipatannya, contoh, 2 x 8 jam, 3 x 8 jam dan seterusnya) berbeda dengan tahap sebelumnya pada aspek kebutuhan layanan yang menunjukkan waktu spesifik, bahkan ada yang dalam hitungan menit. Hal ini mengacu kepada lamanya waktu operasional pada satu hari kerja yakni 8 jam, oleh karena itu, dibuat rentang dari kelipatannya baik ke atas maupun ke bawah. Bentuk rentang membuat SLA menjadi achievable dan memudahkan penanggung jawab layanan dalam menjadikan acuan.
  • Penentuan Target Tingkat Layanan pada Dokumen SLA
Penentuan target tingkat layanan pada dokumen SLA berupa waktu penanganan dan oleh urgensi, dampak dan prioritasi penanganan. Di mana ketiga hal tersebut menyesuaikan dengan kondisi di DPTSI. Sedangkan, aspek warranty merupakan
- Pendefinisian waktu penyelesaian pada SLA
Waktu penyelesaian di SLA mengacu pada aspek kebutuhan layanan namun dikembangkan sesuai tiga level prioritas, yakni tiga level (High, Medium, Low) sedikit berbeda dengan prioritasi menurut ITIL V3 2011. Hal ini mengacu pada perbedaan yang tidak terlalu signifikan antar level ketika menggunakan lima level (contohnya antara critical dengan urgent dan lainnya). Di samping itu, kemampuan service desk yang terbatas akan lebih dimudahkan ketika hanya menggunakan tiga level saja. Waktu yang diperoleh pada aspek kebutuhan layanan ditentukan sebagai waktu untuk level Low dikarenakan waktu maksimum sehingga diasumsikan serendah apapun prioritasnya, waktu penyelesaian tidak akan melebihi waktu maksimum. Rentang yang ditentukan pada waktu yang lebih cepat dari 1 jam adalah 1 x 50 menit dan 1 x 30 menit, selebihnya mengikuti rentang yang ditetapkan pada aspek kebutuhan layanan.
- Penentuan aspek warranty pada dokumen SLA
Aspek warranty pada dokumen SLA merupakan pengembangan dari aspek warranty kondisi eksisting yang dibuat pada tahap aspek kebutuhan layanan. Peningkatan tersebut dilakukan dengan merumuskan aspek-aspek yang dapat ditingkatkan sesuai batas kemampuan DPTSI namun belum pernah didefinisikan atau dilakukan sebelumnya.

Sumber dan Refrensi:
  • Kearney, K.T.; Torelli, F. (2011). "The SLA Model". In Wieder, P.; Butler, J.M.; Theilmann, W.; Yahyapour, R. Service Level Agreements for Cloud Computing. Springer Science+Business Media, LLC. pp. 43–68. ISBN 9781461416142.
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Service-level_agreement
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Operational-level_agreement
  • Astrid Kurnia Sherlyanita. "SERVICE LEVEL AGREEMENT (SLA) DEVELOPMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY SERVICES BASED ON ITIL V3 2011 FRAMEWORK (CASE STUDY : DPTSI ITS). DEPARTMENT OF INFORMATION SYSTEM Faculty of Information Technology Institute of Technology Sepuluh Nopember Surabaya 2017
  • What is an operational level agreement?, WhatIs.com.
2017
Manajemen Layanan Sistem Informasi (MLSI) Tugas 3

2KA23

Copyright © 2017 [Syarif Segaf] 16115768

Wednesday, May 17, 2017

ITIL vs ASL vs BiSL

1. ITIL (Information Technology Infrastructure Library)
Information Technology Infrastructure Library (ITIL) diterjemahkan "Pustaka Infrastruktur Teknologi Informasi", adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.

Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).

Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
  • Service Strategy
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tetapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
  • Service Design
Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
  • Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
  • Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
  • Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle.

Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi:
  1. Practice fundamentals – menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
  2. Practice principles – menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
  3. Lifecycle processes and activities – menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.
  4. Supporting organization structures and roles – proses-proses ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa defini roles dan responsibilities. Bagian ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.
  5. Technology considerations – menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
  6. Practice Implementation – berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.
  7. Complementary guideline – berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
  8. Examples and templates – berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.
2. ASL (Application Services Library)
Application Services Library (ASL) diterjemahkan "Pustaka Layanan Informasi", adalah kerangka kerja domain publik dari praktik terbaik yang digunakan untuk menstandarisasi proses dalam Manajemen Aplikasi, disiplin dalam memproduksi dan memelihara Sistem dan Aplikasi Informasi. Istilah "pustaka" digunakan karena ASL disajikan sebagai suatu rangkaian buku yang menjelaskan praktik terbaik dari industri TI. Hal ini dijelaskan dalam beberapa buku dan artikel (kebanyakan hanya tersedia dalam bahasa Belanda) dan di situs lembaga resmi ASL BiSL.

ASL terkait erat dengan kerangka kerja ITIL (untuk IT Service Management) dan BiSL (untuk Manajemen Informasi dan Manajemen Fungsional) serta Model Kesempurnaan Kapabilitas (CMM).

Kerangka kerja ASL dikembangkan karena ITIL, yang dalam naungan departemen infrastruktur TI, terbukti tidak memadai untuk Manajemen Aplikasi: pada saat itu, ITIL tidak memiliki panduan khusus untuk merancang, pengembangan, pemeliharaan dan dukungan aplikasi. Versi ITIL yang lebih baru, terutama V3, telah semakin banyak membahas Domain Pengembangan Aplikasi dan Manajemen Aplikasi; Lembaga ASL BiSL telah menerbitkan sebuah buku yang membandingkan ITIL v3 dan ASL.

ASL dikembangkan pada akhir tahun sembilan puluhan di Belanda, yang awalnya merupakan model R2C eksklusif, yang berevolusi menjadi ASL pada tahun 2000. Pada tahun 2001, ia disumbangkan oleh IT Service Provider PinkRoccade ke ASL Foundation, sekarang menjadi Layasan ASL BiSL. Versi ASL2 diterbitkan pada tahun 2009.

3. BiSL
Business Information Services Library (BiSL), sebelumnya dikenal dengan Business Information Service Management Library, adalah kerangka kerja yang digunakan untuk manajemen informasi.

BiSL adalah standar domain publik sejak tahun 2005, yang diatur oleh Lembaga ASL BiSL. Kerangka kerja ini menggambarkan standar untuk proses dalam manajemen informasi bisnis di tingkat strategi, manajemen dan operasi. BiSL terkait erat dengan kerangka kerja ITIL dan ASL.

Berdasarkan pemisahan tugas, Informasi Pengiriman dapat dibagi dalam dua bidang:
  • Manajemen TI mewakili 'Supply'
Manajemen TI adalah domain yang membangun dan menjalankan sistem informasi. Ini terdiri dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Manajemen Sistem, Manajemen Aplikasi (dibingkai oleh ASL), Manajemen Fasilitas, dan Manajemen Layanan TI (dibingkai oleh ITIL).
  • Manajemen Informasi mewakili 'Permintaan'
Manajemen Informasi adalah domain yang membingkai spesifikasi persyaratan fungsional yang harus diberikan oleh layanan TI kepada pengguna akhir, pengelolaan model data perusahaan, dan pengelolaan pengiriman layanan TI oleh manajemen TI. Manajemen Informasi didukung oleh standar BiSL terbaru.

4. ITIL vs ASL vs BiSL
Dari ketiga Framework yang sudah dibahas dapat dibuat perbandingan antara ketiga Framework tersebut:
  • ASL dan ITIL sama-sama menangani Pengelolaan Aplikasi dan Pengembangan Aplikasi, yang membedakan adalah  Pengembangan untuk pemeliharaan aplikasi yang ada.
  • ITIL dan ASL fokus pada sisi penawaran informasi (tujuan sebuah organisasi TI), sedangkan BiSL berfokus pada sisi permintaan (yang timbul dari Organisasi pengguna akhir).
  • Desain Layanan ITIL mencakup tahap secara rinci, dengan aksen pada persyaratan keseluruhan dan bagaimana aplikasi harus sesuai dengan infrastruktur. Topik yang relevan adalah Persyaratan Teknik dan Manajemen Data dan Informasi. Sedangkan pada ASL, tujuan Desain adalah untuk menghasilkan desain fungsional, yang berorientasi teknis dan dapat diterjemahkan ke dalam Desain Teknis. Desain Fungsional, Model Data dan Spesifikasi Uji.
  • Manajemen Keuangan (ITIL) memperluas ruang lingkupnya melampaui domain TI ke dalam domain Bisnis (Manajemen Informasi) dan oleh karena itu memiliki hubungan dengan Manajemen Biaya (ASL) dan Manajemen Keuangan (BiSL).
  • ITIL sekarang memiliki lebih banyak proses tentang layanan daripada hanya Service Level Management. Pendatang baru adalah Service Catalog Management (mengelola layanan yang dapat dibeli oleh pelanggan tertentu; ini adalah bagian dari Service Level Management in ASL) dan Supplier Management (memastikan bahwa pemasok melakukan dengan memadai; ini adalah kekurangan di ASL).

Sumber dan Refrensi:
2017
Manajemen Layanan Sistem Informasi (MLSI) Tugas 2

2KA23

Copyright © 2017 [Syarif Segaf] 16115768

Friday, April 21, 2017

Review Jurnal Internasional "Manajemen Layanan Sistem Informasi"

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA DENGAN METODE SIX SIGMA
PADA HOTEL MALIOBORO INN YOGYAKARTA

Petrus Wisnubroto dan Theo Anggoro

ABSTRACT
          Penelitian ini digunakan untuk menganalisa tingkat kepuasan pelanggan. Karena di Yogyakarta yang dikenal dengan kota pelajar, budaya dan pariwisata yang mana membuat wisatawan lokal ataupun wisatawan asing tertarik untuk berkunjung. Dimana perindustrian hotel di Yogyakarta tumbuh pesat dan memiliki banyak pesaing. Malioboro Inn Hotel Yogyakarta telah menduduki eksistensi yang memiliki kulitas bagus. Dengan penganalisaan dengan metode Six Sigma  dan Servqual sebagai metode tambahan. Perthitungan yang didapat dari servqual sudah termasuk rata-rata dari -0.36 (gap) yang berarti pelanggan tidak sesuai dari apa yang diharapkan. Analisa dari Six Sigma DPMO bernilai 133.379 dan nilai dari sigma 2.6 tingkat sigma yang di arsip masih jauh dari keinginan target yang mana 3.4 DPMO dan Six Sigma.

A. Latar Belakang
          Yogyakarta sebagai kota pariwisata dan pendidikan sehingga banyak orang yang senang, nyaman bersinggah, umumnya bisnis perhotelan banyak dinikmati oleh pengusaha-pengusaha dan penanam saham, wisatawan asing, wisatawan nusantara. Pelanggan sebagai pihak pertama jasa tentu saja akan dapat menilai kualitas pelayanan yang di berikan penyedia jasa perhotelan. Jika pelanggan tidak puas, maka pelanggan tidak akan mengulang memakai jasa perhotelan terswbut pada umumnya, sehingga kinerja yang dilakukan sangat jauh dari apa yang diharapkan pelanggan. Untuk itu perusahaan pihak perhotelan membutuhkan umpan balik dari pandangan pelanggan yang dilakukan sebagai masukan dalam melakukan perbaikan–perbaikan pelayanan dan fasilitas, agar dapat menghadapi persaingan secara nasional dalam usaha perhotelan.

          Hotel adalah usaha yang menyajikan dan menyediakan jasa untuk dijual seperti sewa kamar, lobby, makanan, minuman, dan taman. Semakin banyaknya Hotel yang berdiri di Yogyakarta secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan persaingan bisnis perhotelan, Tujuan utama keberadaaan sebuah hotel adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen akan tempat penginapan sementara, oleh sebab itu pihak hotel seoptimal mungkin harus sempurna dalam melayani konsumen. Persaingan bisnis perhotelan ini berorentasi pada masyarakat atau public (tamu) sebagai objeknya.

B. Permasalahan
       Sejalan dengan tumbuh pesatnya bisnis perhotelan yang menjadi contoh kasus ini adalah menganalisa masalah kulitas yang ada di Hotel Malioboro Inn Yogyakarta yaitu tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Apa yang harus dilakukan untuk pengukuran menjadi salah satu permasalahan untuk perhitungan.

          Peningkatan kualitas dapat diperluas untuk memecahkan masalah ini, serta dapat mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pengguna jasa Hotel Malioboro Inn Yogyakarta.

C. Metode
       Six Sigma pada beberapa organisasi diartikan sebagai suatu ukuran kualitas yang bergerak kearah kesempurnaan, hal tersebut artinya Six Sigma merupakan suatu disiplin pendekatan melalui data dan suatu metodologi untuk mengurangi atau meniadakan kesalahan (defect) dalam semua proses pelayanan. Dalam tingkatan sigma perusahaan dapat mengetahui kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan salah satunya dapat menggunakan metode Define, Measure, Analyze, Improvement, Control (DMAIC) dari Six Sigma, sebagai problem solving dalam melakukan perbaikan secara terus menerus.

     Konsep Servqual merupakan suatu pilihan skala yang ringkas namun memiliki tingkat kepercayaan dan kebenaran yang cukup tinggi dimana suatu manajemen perusahaan dapat menggunakannya agar lebih mengerti bagaimana persepsi konsumen dan harapan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan. Sebagai pihak pembeli dan pengkonsumsi jasa, yang menilai tingkat kualitas jasa sebuah perusahaan.
Diagram Kesenjangan yang dirasakan konsumen (Leonard L. Berry, dalam Supranto, 1997
               Ekspektasi atau harapan pelanggan dalam konteks kualitas produk dan kepuasan pelanggan telah dicapai konsensus bahwa harapan pelanggan (costomer expectation) memainkan peran yang penting sebagai standar perbandingan dalam mengevaluasi kualitas maupun kepuasan, Berikut adalah persamaannya:
Q = P (Perceived Service) - E (Expected Service)………….. (1)
Keterangan:
Q = Kualitas pelayanan (Quality of Service)
= Perveived Service atau persepsi terhadap pelayanan.
= Expected service atau harapan konsumen.

          Pengertian peningkatan kualitas dan upaya penekanan biaya produksi operasional adalah masalah penting dikeseluruhan proses industrialisasi, baik industri-industri manufaktur maupun jasa pelayanan. Kualitas digambarkan sebagai perbandingan antara kinerja dan harapan, kinerja ditentukan oleh seberapa baik suatu produk atau jasa dapat memberikan kontribusi pada pencapaian kepuasan konsumen secara konsisten (Anang, 2006).

          Six sigma merupakan suatu filosofi pada intinya bekerja dengan lebih cerdas (smart) bukan lebih keras dengan membuat seminimum mungkin kesalahan yang mungkin muncul untuk memenuhi permintaan konsumen. Strategi bisnis Six sigma yang bertujuan untuk memberikan kepuasan yang tinggi kepada konsumen dengan meningkatkan kualitas produk dan menghasilkan produk. Adapun beberapa definisi Six Sigma menurut beberapa pakar, yaitu:
a. Menurut Manggala, (2005)
Six Sigma merupakan sebuah metodelogi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk atau jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif.
b. Menurut Gaspersz, (2002)
Six Sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan persejuta kesempatan (DPMO) untuk setiap transaksi produk (barang dan atau jasa). Semakin tinggi target sigma yang dicapai, kinerja sistem industri akan semakin baik. Six Sigma juga dapat dipandang sebagai pengendalian proses industri yang berfokus pada pelanggan melalui penekanan pada kemampuan proses (process capability) (Gaspersz, 2002).

D. Pembahasan
          Data primer teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik kuesioner. Teknik yang menggunakan kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Responden yang dimaksud disini dalah mereka yang sudah pernah bermalam, merasakan fasilitas dan pelayanan yang ada di Hotel Malioboro Inn.
          Data sekunder teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik penelitian kepustakan. Dimana proses pengumpulan datanya melalui perpustakan, ini digunakan untuk mencari teori-teori atau landasan teori yang mendukung serta melengkapi proses penelitian ini.
         Waktu dan Tempat Penelitian yang dipergunakan untuk melaksanakan penelitian ini, yaitu mulai dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2011. Sedangkan tempat untuk melaksanakan proses penelitian ini adalah Hotel Malioboro Inn Yogyakarta.Subjek Penelitiannya adalah orang-orang yang sudah pernah bermalam di Hotel Malioboro Inn, yaitu satu malam atau lebih.
          Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuatitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Proses pengambilan sampelnya dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti dengan sifatnya yang terbatas dan tidak berlaku umum, itu berarti hanya berlaku bagi responden tertentu saja. Adapun kriteria-kriteria sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Responden yang sudah pernah bermalam (satu malam atau lebih), merasakan fasilitas dan pelayanan pada Hotel Malioboro Inn Yogyakarta.
b. Pengambilan sampel di Hotel Malioboro Inn Yogyakarta
Penentuan Sampel Jumlah kuesioner yang disebar ke pelanggan sebanyak 100 kuesioner, dari kuesioner tersebut ada data yang terisi dengan penuh dan ada data yang tidak terisi dengan penuh.
Data yang terisi penuh (p) adalah 96
Data yang terisi tidak penuh (q) adalah 4
Tingkat kepercayaan = 95%
Sampling error (e) = 5%
Taraf keberartian (a) = 5%


Jadi jumlah kuesioner sebanyak 96 sudah dapat dapat mewakili populasi untuk pengolahan data selanjutnya. Uji Validitas Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat/valid r hitung > r tabel maka Ho diterima, r tabel = 0,1689.
          Uji Reliabilitas untuk mengetahui keandalan kuisoner yang diajukan, maka dilakukan uji reliabilitas. Output untuk uji ini adalah nilai skor alpha hasil dari pengolahan data dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16. Nilai alpha yang diperoleh pada kuesioner tingkat kepentingan 0.702 dan pada kuisoner tingkat kepuasan adalah sebesar 0.692.. Kedua nilai alpha tersebut reliable karena nilai cronbach alpha > 0.60 Imam Ghozali dalam (Prastito, 2004)

Pengukuran Service Quality
Q = P - E ..................................... (1)
Keterangan :
Q = Quality of service (kualitas Pelayanan); P = Persepsi (kepuasan); E = Ekspektasi (harapan) Misal butir 1: Kepuasan (P) = 3.11; Harapan (E) = 3.70; Gap = 3.11 – 3.70 = -0.58

E. Kesimpulan
          Hasil penelitian dan pengolahan data menggunakan metode Servqual dan Six Sigma dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan penyebaran kuesioner kepada responden telah didapatkan data antara persepsi dan harapan dari pelanggan yang berujung pada tingkat kepuasan pelanggan. Dimana dari analisa proses perhitungan servqual menunjukan banyak nilai negatif berarti pelayanan yang diberikan masih belum sesuai dengan harapan. Maka diketahui kriteria-kriteria pelayanan mana yang telah memenuhi kepuasan pelanggan serta variabel mana yang perlu diprioritaskan untuk mendapatkan prioritas yang utama dalam mendapatkan perhatian guna peningkatan kualitas pelayanan.
2. Hasil perhitungan melalui Six Sigma ditemukan ketidakpuasan/keluhan yang terjadi pada proses pelayanan karena ditemukan nilai rata-rata DPMO 133,379 dan tingkat sigma 2,6. Dimana tingkat sigma yang telah dicapai masih jauh dari target yang diinginkan ialah 6 sigma dan DPMO 3,4. lalu atribut yang memiliki tingkat kegagalan paling tinggi adalah “kecepatan waktu pelayanan service” yaitu sebesar 257,813 DPMO dengan tingkat Sigma 2.2. dari tingkat kegagalan paling tinggi telah ditemukan faktor penyebabnya ialah kecepatan pelayanan service, dimana kurangnya pengalaman dan proses trainer yang tidak maksimal dapat mempengaruhi proses pelayanan yang terjadi pada Hotel Malioboro. Pada dasarnya six sigma ialah metode yang mengintegrasi proses manajemen yang terstruktur untuk mengurangi/memperbaiki proses yang difokuskan pada sistem manajemen perusahaan. Sehingga nantinya akan menjadi bahan acuan buat perusahaan dalam memperbaiki proses manajemen.

Daftar Pustaka

Anang, Hidayat, 2006, Strategi Six Sigma,
          Elex Media Komputindo, Jakarta
Gaspersz, Vincent 2002, Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001 :
          2000, MBNQ, HACCP. Gramedia Pustaka Utama, Jakarata.
Husain, Umar 2002, Metode Riset Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Manggala, 2005, Mengenal Six Sigma Secara Sederhana, http://beranda.net.
Peter, Pande, Neuman Robert P,Cavanagh Ronald R, 2002, The Six Sigma Way, Andi Offset,
          Yogyakarta.
Pratisto, Arif, 2004, Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan SPSS 12,
          Elex Media Komputindo, Jakarta.
Supranto, 1997, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikan Pangsa Pasar, Rineka
          Cipta, Jakarta.

2017
Manajemen Layanan Sistem Informasi (MLSI) Tugas 1

2KA23

Copyright © 2017 [Syarif Segaf] 16115768

Wednesday, January 11, 2017

Trend Sistem Informasi dan Teknologi Informasi dalam Bidang Kesehatan dan dalam Bidang Media atau New Media

1. Trend Sistem Informasi dan Teknologi Informasi dalam Bidang Kesehatan
  • Perkembangan, Peranan dan Manfaat Komputer dibidang Kesehatan

Perkembangan teknologi telah merubah bagaimana cara kita hidup dan bekerja. Perkembangan teknologi informasi dunia yang begitu pesat sekarang ini telah merambah ke berbagai sektor. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita juga dituntut untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut. Salah satu cara memanfaatkan perkembangan teknologi informasi adalah penggunaan komputer di berbagai bidang kehidupan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian Nielsen pada Agustus 2009, 276.9 juta orang menggunakan e-mail di seluruh Amerika, beberapa negara Eropa, Australia, dan Brazil, meningkat hingga 20 percent dibandingkan tahun 2008. Para pekerja, ibu rumah tangga, manajer, dan para remaja menggunakan internet untuk mengirim email, menelusuri internet, mencari data, bersosialisasi, bahkan bermain games.

Penggunaan komputer saat ini sudah mempengaruhi hampir di seluruh aspek kehidupan. Komputer merupakan perangkat elektronik yang tidak lagi asing bagi masyarakat dunia. Saat ini hampir seluruh bidang pekerjaan menggunakan komputer untuk membantu seseorang dalam pekerjaannya. Disisi lain kita menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu alat penting dalam peradaban manusia khususnya pada era globalisasi sekarang ini.

Akan sangat disayangkan jika perkembangan teknologi informasi dalam dunia medis tidak ditingkatkan, karena secara otomatis dunia medis akan jauh tertinggal dengan bidang-bidang lainnya, dimana dijaman sekarang ini setiap bidang menggunakan komputer untuk membantu mereka beradaptasi dengan teknologi yang semakin berkembang.

Sebagai contoh di negara Amerika Serikat dan negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasi komputer, rumah sakit rata – rata menginvestasikan anggarannya beberapa persen untuk teknologi informasi. Negara-negara yang tidak memanfaatkan perkembangan teknologi informasi akan menjadi sangat tertinggal dengan negara-negara lainnya.

Dalam bidang kesehatan, komputer sangat berperan penting. Penggunaan komputer dalam bidang kesehatan tidak hanya akan dirasakan manfaatnya oleh para penggunanya, tetapi juga oleh organisasi tersebut, dalam hal ini misalnya rumah sakit, puskesmas, klinik, dan lain sebagainya. Perangkat ini secara tidak langsung dapat menolong jiwa manusia.

Komputer dapat digunakan mulai dari penyimpanan dan pengolahan data administrasi suatu rumah sakit atau klinik, hingga melakukan riset bidang kedokteran, mendiagnosis penyakit, menemukan obat yang tepat, serta menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat.

Peranan komputer dalam bidang kesehatan sangat banyak dan penting. Sebagai contoh dalam bidang kesehatan peranan – peranan tersebut antara lain :

1. Bidang administrasi
Dengan adanya komputer di dalam dunia administrasi sangat membantu di dalam penyimpanan, pengelompokan, dan pengolahan data. Tanpa komputer, akan sangat sulit sekali untuk memeriksa banyaknya data – data pasien, stok obat, dan data – data lainnya yang dimiliki oleh rumah sakit. Namun dengan adanya komputer, memeriksa data – data pasien, stok obat dan juga data keuangan rumah sakit akan mudah dan praktis untuk dilakukan. Dengan adanya penggunaan komputer dan sistem – sistem yang canggih di dalamnya sangat mempermudah jalannya suatu sistem di rumah sakit tersebut.

2. Bidang farmasi
Dalam bidang obat – obatan komputer juga berperan sangat penting dalam farmasi, misalnya untuk merecord resep dan dosis, serta menyimpan data harga obat – obatan tersebut. Selain itu, dengan adanya komputer dalam bidang farmasi juga membantu untuk mengelompokkan macam-macam obat berdasarkan kegunaannya, misalnya Panadol, Feminax, Ponstan adalah obat penahan rasa sakit.

3. Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia
Untuk dapat melihat organ tubuh bagian dalam manusia telah ditemukan begitu banyak alat canggih, namun hampir seluruh alat tersebut masih bergantung pada perangkat komputer sebagai sarana untuk penyaluran data ataupun gambarnya. Oleh karenanya, komputer memiliki peranan yang vital juga dalam melihat dan menganalisa organ – organ tubuh manusia tersebut.

Contoh penggunaan sistem komputer untuk menganalisa organ – organ tubuh :
    • System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X.
    • System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) berguna untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh secara bergerak.
    • SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) merupakan sistem komputer yang mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi partikel-
Manfaat dari penerapan komputer dalam bidang kesehatan di tiap-tiap aplikasinya antara lain sebagai berikut :
    • Mendiagnosa suatu penyakit dan menentukan obat yang cocok
    • Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia
    • Memonitoring status pasien, merecord data pribadi pasien dan riwayat penyakit pasien
    • Melakukan penelitian ilmiah yang diperlukan
    • Memasukkan, menyimpan, menggelompokkan dan mengolah data – data secara cepat dan mudah
  • Pengertian Sistem E-Health

E-Health atau Electronic Health adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi termasuk pula elektronika, telekomunikasi, computer dan informatika untuk memproses berbagai jenis informasi kedokteran, guna melaksanakan pelayanan klinis (diagnose atau terapi), adaministrasi serta pendidikan. Dalam E-health factor jarak tidak dipersoalkan karena semua kegiatannya di lakukan melalui koneksi data dan secara realtime.
  • Diagram Sistem E-Health

Sistem E-Health terdiri atas sejumlah “Stasiun Medis” yang satu sama lain dihubungkan dalam suatu jaringan (Network). Suatu stasiun medis sendiri dapat terdiri atas :

1. Komputer dengan perangkat lunak di dalamnya
2. Sebuah perangkat antar-muka pasien
3. Sejumlah instrument biomedika (tergantung keperluan)
4. Sebuah perangkat antar-muka pengguna (berikut alat input output yang digunakan)
5. Jaringan dan perangkat telekomunikasi yang tersedia.

Pada dasarnya setiap stasiun medis dapat berhubungan dengan stasiun medis lainnya secara

1. Real-time (secara sinkron), contohnya saat telekonsultasi antara dokter umum dan dokter spesialis mengenai kasus darurat seorang pasien.
2. Store and forward, pengiriman informasi dan pembacaannya tidak pada saat yang sama, contohnya dalam penyampaian singkat jumlah rekapitulasi jumlah pasien di suatu puskesmas selama sebulan beserta informasi penting secara singkat.
  • Manfaat E-Health

Sistem E-Health ini begitu bermanfaat bagi dunia kesehatan dan kedokteran saat ini, dikarenakan untuk mengimbangi tingginya aktivitas dan penyampaian informasi secara detail dan cepat memang memerlukan penerapan suatu teknologi berbasis komputerisasi, berikut manfaat lain dari penerapan sistem E-Health dalam dunia kedokteran :

1. Peningkatan efisiensi atau penurunan biaya.
2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Pembuktian diagnose melalui evaluasi ilmiah
4. Pemberdayaan pasien dan konsumen
5. Mendorong terjadinya hubungan yang lebih baik antara pasien dan tenaga kesehatan
6. Pendidikan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat
7. Mendorong tumbuhnya komunikasi dan pertukaran informasi antar lembaga pelayanan kesehatan
8. Perluasan ruang lingkup pelayanan kesehatan.
  • Contoh Penerapan E-Health
Sistem Resep Elektronik

Merupakan sistem komputerisasi penulisan resep obat yang juga dikenal dengan E-Prescription, dimana pada sistem ini dokter menuliskan dan mengirimkan resep kepada bagian farmasi/apotek menggunakan media elektronik menggantikan tulisan tangan dan penggunaan media kertas.

Sistem ini dibuat untuk menghindari terjadinya ROM (Reaksi Obat Merugikan) yang biasa disebabkan oleh adanya kesalahan pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan, yang sebenarnya hal ini dapat dicegah apabila dilakukan dengan lebih teliti dan hati-hati.

Kesalahan tersebut dapat dibagi dalam 4 fase :

1. Fase penulisan resep
2. Fase pembacaan resep
3. Fase penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek
4. Fase penggunaan obat oleh pasien 
  • Biroinformatika
Bioinformatika (bahasa Inggris: bioinformatics) adalah (ilmu yang mempelajari) penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen.

Contoh Penerapan Bioinformatika :

1. Basis data sekuens biologis
Sesuai dengan jenis informasi biologis yang disimpannya, basis data sekuens biologis dapat berupa basis data primer untuk menyimpan sekuens primer asam nukleat maupun protein, basis data sekunder untuk menyimpan motif sekuens protein, dan basis data struktur untuk menyimpan data struktur protein maupun asam nukleat.
Penyejajaran sekuens (Sequence alignment), salah satu aplikasi dasar bioinformatika. Sekuens yang dianalisis dalam contoh ini adalah asam amino dari empat protein hemoglobin.
2. Prediksi struktur protein
Secara kimia/fisika, bentuk struktur protein diungkap dengan kristalografi sinar-X ataupun spektroskopi NMR, namun kedua metode tersebut sangat memakan waktu dan relatif mahal. Sementara itu, metode sekuensing protein relatif lebih mudah mengungkapkan sekuens asam amino protein. Prediksi struktur protein berusaha meramalkan struktur tiga dimensi protein berdasarkan sekuens asam aminonya (dengan kata lain, meramalkan struktur tersier dan struktur sekunder berdasarkan struktur primer protein).
Model protein hemaglutinin dari virus influensa
3. Analisis ekspresi gen
Ekspresi gen dapat ditentukan dengan mengukur kadar mRNA dengan berbagai macam teknik (misalnya dengan microarray ataupun Serial Analysis of Gene Expression ["Analisis Serial Ekspresi Gen", SAGE]). Teknik-teknik tersebut umumnya diterapkan pada analisis ekspresi gen skala besar yang mengukur ekspresi banyak gen (bahkan genom) dan menghasilkan data skala besar.
Analisis klastering ekspresi gen pada kanker payudara

2. Trend Sistem Informasi dan Teknologi Informasi dalam Bidang Media atau New Media
  • Manfaat Media
    • Bidang Sosial
Dalam bidang ini banyak menyita perhatian masyarakat misalnya saja berbagai macam jejaring sosial yang sekarang di minati masyarakat seperti facebook, twitter, skype, yahoo messenger, my space, hello dll. Dengan menggunakan jejaring sosial ini dengan mudah dapat menjalin komunikasid dengan semua user dibelahan dunia manapun.
    • Bidang Industri/Dagang
Dalam bidang ini memudahkan bagi siapa pun yang ingin menawarkan/mempromosikan produk tertentu sehingga tidak susah susah untuk membuka toko dan promosi langsung didepan konsumen, melalui new media pedagang dapat mempromosikan produk nya melalui membuka online shop, bisa melalui facebook, twitter atau kaskus.
    • Bidang Pendidikan
Dalam bidang ini sangat memudahkan bagi pelajar maupun pengajar dalam mendapatkan materi yang di inginkan. Bisa melalui search engine kita bisa mendapatkan segala informasi, atau dengan fasilitas E-book, fasilitas email juga bisa membantu dalan proses mengerjakan tugas atau saling tukar informasi.
    • Bidang Lowongan Kerja
Dalam bidang ini bagi yang ingin mencari pekerjaan cukup searching di internet lalu mendaftar secara online bahkan bisa mengikuti tes masuk secara online juga, tidak perlu lagi susah payah datang dari kantor ke kantor.
  • Tentang New Media
New Media atau Media Baru adalah istilah yang dimaksudkan  untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir  abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Secara sederhana media baru adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Termasuk di dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum dan lain-lain yang menggunakan komputer sebagai medianya.

Menurut para ahli :

Menurut Everett M. Rogers (dalam Abrar, 2003:17-18) merangkumkan perkembangan media komunikasi ke dalam empat era. Pertama, era komunikasi tulisan, Kedua, era komunikasi cetak, Ketiga, era telekomunikasi, dan Keempat, era komunikasi interaktif. Media baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif.

Menurut Ron Rice mendefinisikan media baru adalah media teknologi komunikasi yang melibatkan komputer di dalamnya (baik mainframe, PC maupun Notebook) yang memfasilitasi penggunanya untuk berinteraksi antar sesama pengguna ataupun dengan informasi yang diinginkan.

Sementara menurut McQuail, media baru adalah tempat dimana seluruh pesan komunikasi terdesentralisasi; distribusi pesan lewat satelite meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer, keterlibatan audiens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat.
  • Elemen Media
Pada media ada beberapa elemen seperti pembuat, penyalur dan pemakai juga media yang digunakan agar dapat berhubungan dengan media lainnya : 
  • Produsen merupakan orang yang menciptakan wadah atau sarana new media itu sendiri komponen ini berperan sebagai pencipta atau pembentuk new media.
  • Distributor adalah sebuah perantara yang menghantarkan sarana media atau bisa disebut media yang berfungsi mengahantarkan pemakai untuk memakai sarana itu sendiri.
  • Konsumen adalah orang yang berperan sebagai konsumen sebuah sarana media atau new media yang berfungsi untuk memakai new media.
1. Internet & Web
2. Personal Komputer (PC) / Notebook
3. DVDs (Digital Versatile Disc or Digital Video Disc)
4. VCDs (Compact Discs)
5. Portable Media Player
6. Mobile Phone
7. Video Game/ Game Computer
8. Virtual Reality
  • Contoh Kasus (SEO)

Optimisasi mesin pencari (Search Engine Optimization, biasa disingkat SEO) adalah serangkaian proses yang dilakukan secara sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan volume dan kualitas trafik kunjungan melalui mesin pencari menuju situs web tertentu dengan memanfaatkan mekanisme kerja atau algoritma mesin pencari tersebut. Tujuan dari SEO adalah menempatkan sebuah situs web pada posisi teratas, atau setidaknya halaman pertama hasil pencarian berdasarkan kata kunci tertentu yang ditargetkan. Secara logis, situs web yang menempati posisi teratas pada hasil pencarian memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pengunjung.

Sejalan dengan makin berkembangnya pemanfaatan jaringan internet sebagai media bisnis, kebutuhan atas SEO juga semakin meningkat. Berada pada posisi teratas hasil pencarian akan meningkatkan peluang sebuah perusahaan pemasaran berbasis web untuk mendapatkan pelanggan baru. Peluang ini dimanfaatkan sejumlah pihak untuk menawarkan jasa optimisasi mesin pencari bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki basis usaha di internet.

Bisnis dan layanan SEO berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan web, yang menyebabkan sebuah situs harus berusaha lebih keras agar alamatnya lebih mudah ditemukan pengunjung di antara jutaan alamat situs lain dari seluruh dunia yang menjadi kompetitornya. Mesin pencari merupakan pintu masuk utama, karena pengguna internet tidak lagi sanggup menghafalkan jutaan situs web, dan sebagai gantinya mereka mengandalkan hasil pencarian dari Google, Yahoo!, Bing, dan mesin pencari lain.

Berada pada posisi teratas atau setidaknya halaman pertama hasil pencarian untuk subjek tertentu memberikan keuntungan anda bagi perusahaan pemasaran via internet:
  • Peluang calon pelanggan mengunjungi situs web mereka menjadi lebih besar. Hal tersebut dapat berlanjut pada meningkatnya tingkat konversi dari pengunjung biasa menjadi pembeli.
  • Berada pada peringkat pertama hasil pencarian memberikan citra dan reputasi yang baik bagi sebuah situs di mata pengunjung.

Mesin pencari pada umumnya tidak mencari keuntungan secara langsung dari hasil pencarian organik. Pendapatan usaha mereka diperoleh dari iklan yang ditampilkan pada bagian atas atau samping hasil pencarian organik tersebut. Perusahaan yang kurang berhasil menerapkan strategi SEO sehingga alamat situsnya tidak berada pada posisi teratas dalam hasil pencarian organik masih dapat memperoleh pengunjung dengan beriklan pada mesin pencari tersebut.

Pada Google, pemasangan iklan dapat dilakukan melalui Google AdWords. Google AdWord menerapkan mekanisme pay per click atau bayar per klik, artinya untuk setiap iklan yang diklik oleh pengunjung, pemasang iklan akan dikenakan biaya, yang besarnya berbeda-beda tergantung pada proses lelang (bidding) katakunci yang dilakukan oleh pemasang iklan.


Sumber dan Refrensi:
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Informatika_kedokteran
  • https://andikaferianblog.wordpress.com/penerapan-komputer-dalam-bidang-kesehatan/
  • https://en.wikipedia.org/wiki/EHealth
  • https://boedimanagoes.wordpress.com/2014/09/25/sistem-e-health-dalam-bidang-kesehatan/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Bioinformatika
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Search_engine_optimization
  • http://semseomanagement.com/apa-itu-seo/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Optimisasi_mesin_pencari


2017
Inovasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Modern (ISI&TIM) Tugas 4

2KA23

Copyright © 2017 [Syarif Segaf] 16115768